suasana konfrontatif antara Indonesia dan Malaysia kembali membara.
Pemicunya adalah provokasi Mengkalaim Budaya Indonesia yang terkelanl
kaya. Media cetak, elektronik, online, memberitakan ulah negeri jiran
yang “keterlaluan”. Tak ayal, tidak hanya Dunia maya tidak sedikit
masyarakat yang terbakar amarah,
mengilas balik sejarah “Ganyang
Malaysia”, sejarah Bung Karno mengobarkan perang terhadap “boneka
British”. Bahkan bila perlu, dikilas balik ke saat di mana Perdana
Menteri Inggris Harold McMilan dan Perdana Menteri Malaysia Tungku Abdul
Rahman merancang “Proyek Malaysia” dalam perundingan di London Oktober
1961 dan dilanjutkan Juli 1962.
Bung Karno meradang. Sebab,
proyek nekolim itu memang sengaja dibentuk untuk “mengerangkeng”,
“memojokkan” dan melumpuhkan kekuatan Indonesia (baca: Bung Karno).
Fakta di lapangan, bahkan Rakyat Malaysia sendiri menolak negeri boneka
Malaysia bentukan Inggris. Sebab, itu berarti memperpanjang cengkeraman
Inggris di negeri semenanjung itu. Mereka bahkan lebih memilih bergabung
dengan Indonesia daripada Malaysia tetap dicengkeram Inggris.
Itu hanya sekilas latar belakang konfrontasi Indonesia – Malaysia yang
dikobarkan Bung Karno dengan jargon “Ganyang Malaysia”, “Ini Dadaku,
Mana Dadamu”….
“Konfrontasi Indonesia – Malaysia” terlalu banyak
bisa kita jumpai secara online. Artinya, kalau kita ungkap kembali
sejarah tadi di IDM ini, maka hanya sedikit manfaat yang bisa dipetik
dari tulisan itu. Sebab, yang terjadi kemudian hanyalah copy-paste,
pengulangan…. Lantas, kalau itu yang saya lakukan, untuk apa pula Anda
mengunjungi IDM ini?
Sampailah saya pada upaya telah pustaka,
mencari sesuatu yang –setidaknya bagi saya– adalah hal baru.
Tertumbuklah mata saya pada buku yang belum lama saya jadikan rujukan
tulisan terdaulu, yakni buku Memoar Oei Tjoe Tat, Pembantu Presiden
Soekarno. Ada beberapa hal yang saya rasa menarik perlu kita ketahui,
agar kita bisa melihat Malaysia secara lebih lengkap.
Tahukah Anda, sebagai sebuah negara, sejatinya Malaysia tidaklah
memiliki kedaulatan penuh. Benar kata Bung Karno, ia tak lebih dari
B-O-N-E-K-A…. boneka Inggris. Dalam kalimat yang saya rasa sepadan,
bahwa sejatinya, Malaysia bukanlah negara merdeka. Malaysia –seperti
halnya negara commonwealth/persemakmuran lain– tidak akan pernah bisa
melepaskan diri dari cengkeraman Inggris.
Negara Malaysia
dibentuk di atas sebuah perjanjian antara Inggris dan Malaysia. Pasal VI
perjanjian yang ditandatangani di London pada 9 Juli 1963 tertera:
Pemerintah Malaysia harus mengizinkan pemerintah Inggris menggunakan
haknya dalam meneruskan pemeliharaan pangkalan-pangkalan militer dan
fasilitas-fasilitas yang kini dipegang oleh penguasa militer Inggris di
Singapura dan pemerintah Malaysia harus mengizinkan pemerintah Inggris
mempergunakan pangkalan-pangkalan tersebut jika sewaktu-waktu Inggris
perlu.
Selain itu, Malaysia mengizinkan Inggris menyewa tanah
selama 999 tahun untuk dijadikan pangkalan militer. Sebagai contoh,
Naval Base Sembawang 999 tahun. Kanji juga 999 tahun. Di samping itu,
masih banyak tempat lain: Loyang Yurongbukittombok, Mount Faber, dll.
Saya menghitung, jika perjanjian itu ditandatangani tahun 1963, dan
berlaku untuk 999 tahun ke depan, itu artinya, Malaysia masih menjadi
negara “jajahan” Inggris sampai tahun 2962 Masehi…..
Lantas, apa
yang mereka banggakan dengan status Malaysia sebagai sebuah negara?
Mestinya tidak terlalu bangga. Atau bahkan malu menjadi boneka
imperialis. Akan tetapi, jangan-jangan karena status itulah mereka
menjadi ekspansionis. Setelah mencaplok Sipadan – Ligitan melalui
kemenangan mereka bersengketa dengan Indonesia di Mahkamah
Internasional, kini mereka terus menyoal Blok Ambalat.
Mereka,
dapat saya pastikan, akan terus dan terus memprovokasi Indonesia. Yang
paling mudah adalah dengan manuver-manuver armada kapal mereka, baik
milik institusi militer ataupun kepolisian. Dan, manakala kita
terprovokasi dan menyulut konflik sehingga menjadi sengketa antarnegara,
maka persoalan itu tentu akan dibawa ke Mahkamah Internasional di
Denhaag, Belanda. Mari kita camkan, siapakah Belanda itu? Belanda adalah
sekutu Inggris. Siapakah Inggris? Inggris adalah sang “Pemilik”
Malaysia.
Dan indonesia milik kita bersama
Foto: Malaysia,
“Dijajah” Inggris Sampai Tahun 2962 suasana konfrontatif antara
Indonesia dan Malaysia kembali membara. Pemicunya adalah provokasi
Mengkalaim Budaya Indonesia yang terkelanl kaya. Media cetak,
elektronik, online, memberitakan ulah negeri jiran yang “keterlaluan”.
Tak ayal, tidak hanya Dunia maya tidak sedikit masyarakat yang terbakar
amarah, mengilas balik sejarah “Ganyang Malaysia”, sejarah Bung Karno
mengobarkan perang terhadap “boneka British”. Bahkan bila perlu, dikilas
balik ke saat di mana Perdana Menteri Inggris Harold McMilan dan
Perdana Menteri Malaysia Tungku Abdul Rahman merancang “Proyek Malaysia”
dalam perundingan di London Oktober 1961 dan dilanjutkan Juli 1962.
Bung Karno meradang. Sebab, proyek nekolim itu memang sengaja dibentuk
untuk “mengerangkeng”, “memojokkan” dan melumpuhkan kekuatan Indonesia
(baca: Bung Karno). Fakta di lapangan, bahkan Rakyat Malaysia sendiri
menolak negeri boneka Malaysia bentukan Inggris. Sebab, itu berarti
memperpanjang cengkeraman Inggris di negeri semenanjung itu. Mereka
bahkan lebih memilih bergabung dengan Indonesia daripada Malaysia tetap
dicengkeram Inggris. Itu hanya sekilas latar belakang konfrontasi
Indonesia – Malaysia yang dikobarkan Bung Karno dengan jargon “Ganyang
Malaysia”, “Ini Dadaku, Mana Dadamu”…. “Konfrontasi Indonesia –
Malaysia” terlalu banyak bisa kita jumpai secara online. Artinya, kalau
kita ungkap kembali sejarah tadi di IDM ini, maka hanya sedikit manfaat
yang bisa dipetik dari tulisan itu. Sebab, yang terjadi kemudian
hanyalah copy-paste, pengulangan…. Lantas, kalau itu yang saya lakukan,
untuk apa pula Anda mengunjungi IDM ini? Sampailah saya pada upaya telah
pustaka, mencari sesuatu yang –setidaknya bagi saya– adalah hal baru.
Tertumbuklah mata saya pada buku yang belum lama saya jadikan rujukan
tulisan terdaulu, yakni buku Memoar Oei Tjoe Tat, Pembantu Presiden
Soekarno. Ada beberapa hal yang saya rasa menarik perlu kita ketahui,
agar kita bisa melihat Malaysia secara lebih lengkap. Tahukah Anda,
sebagai sebuah negara, sejatinya Malaysia tidaklah memiliki kedaulatan
penuh. Benar kata Bung Karno, ia tak lebih dari B-O-N-E-K-A…. boneka
Inggris. Dalam kalimat yang saya rasa sepadan, bahwa sejatinya, Malaysia
bukanlah negara merdeka. Malaysia –seperti halnya negara
commonwealth/persemakmuran lain– tidak akan pernah bisa melepaskan diri
dari cengkeraman Inggris. Negara Malaysia dibentuk di atas sebuah
perjanjian antara Inggris dan Malaysia. Pasal VI perjanjian yang
ditandatangani di London pada 9 Juli 1963 tertera: Pemerintah Malaysia
harus mengizinkan pemerintah Inggris menggunakan haknya dalam meneruskan
pemeliharaan pangkalan-pangkalan militer dan fasilitas-fasilitas yang
kini dipegang oleh penguasa militer Inggris di Singapura dan pemerintah
Malaysia harus mengizinkan pemerintah Inggris mempergunakan
pangkalan-pangkalan tersebut jika sewaktu-waktu Inggris perlu. Selain
itu, Malaysia mengizinkan Inggris menyewa tanah selama 999 tahun untuk
dijadikan pangkalan militer. Sebagai contoh, Naval Base Sembawang 999
tahun. Kanji juga 999 tahun. Di samping itu, masih banyak tempat lain:
Loyang Yurongbukittombok, Mount Faber, dll. Saya menghitung, jika
perjanjian itu ditandatangani tahun 1963, dan berlaku untuk 999 tahun ke
depan, itu artinya, Malaysia masih menjadi negara “jajahan” Inggris
sampai tahun 2962 Masehi….. Lantas, apa yang mereka banggakan dengan
status Malaysia sebagai sebuah negara? Mestinya tidak terlalu bangga.
Atau bahkan malu menjadi boneka imperialis. Akan tetapi, jangan-jangan
karena status itulah mereka menjadi ekspansionis. Setelah mencaplok
Sipadan – Ligitan melalui kemenangan mereka bersengketa dengan Indonesia
di Mahkamah Internasional, kini mereka terus menyoal Blok Ambalat.
Mereka, dapat saya pastikan, akan terus dan terus memprovokasi
Indonesia. Yang paling mudah adalah dengan manuver-manuver armada kapal
mereka, baik milik institusi militer ataupun kepolisian. Dan, manakala
kita terprovokasi dan menyulut konflik sehingga menjadi sengketa
antarnegara, maka persoalan itu tentu akan dibawa ke Mahkamah
Internasional di Denhaag, Belanda. Mari kita camkan, siapakah Belanda
itu? Belanda adalah sekutu Inggris. Siapakah Inggris? Inggris adalah
sang “Pemilik” Malaysia. Dan indonesia milik kita bersama
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Popular Posts
-
Modusnya menguras isi ATM sangat bervariatif, hendaknya masyarakat sudah harus semakin mewaspadai aksi para oknum-oknum tersebut. Tulis...
-
1. Tuyul Masih kecil udah mandiri, bisa cari uang sendiri. 2. Kuntilanak Susah senang selalu tertawa, ini menunjukkan kepribadian kunt...
-
Sebuah berlian yang ukurannya terbesar di dunia hingga saat ini, akan memasuki rumah lelang dan diperkirakan laku hingga US$ 20 juta ata...
-
Logo Gmail. KOMPAS.com - Selain mesin pencari konten di internet, Google juga memiliki produk andalan yang memberi layanan pesan elek...
-
Viva – Ababil Kisah burung Ababil sudah sangat melegenda dalam ummat Islam. Terutama masyarakat Arab yang tinggal tak jauh dari Baitu...
-
Sejak pertama kali Cuka apel alami telah dikenal sebagai "makanan yang sempurna dari bumi". Cuka Apel mengandung asam asetat; as...
-
Meskipun tampaknya tersembunyi, namun pusar kita perlu perhatian khusus, lho. Pusar merupakan area yang termasuk sulit dibersihkan, bahkan...
-
Setiap wanita memiliki kriteria pria yang mereka dambakan dan bisa diandalkan. Apakah itu pria yang tampan, jujur, lucu, petualang atau y...
-
Not many people have the opportunity to get into the Kaaba. The square -shaped building at the center of worship of Muslims who do actually...
-
Apapun jenis kebohongan yang dilakukan seseorang, akan memberikan efek pada tubuh. Berbohong cenderung membuat tubuh bereaksi negatif mul...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar