Minggu, 30 Maret 2014

Impor listrik Malaysia, PLN mulai bangun transmisi di Kalbar


Foto: Impor listrik Malaysia, PLN mulai bangun transmisi di Kalbar

PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) resmi mengimpor listrik dari Malaysia, melalui perbatasan Jagoi Babang, Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat. Jaringan transmisi akan dibangun di wilayah tersebut, dengan target selesai tahun depan.
Ada penyesuaian daya, dari awalnya 275 kilovolt (kv) menjadi 150 Kv sesuai kebutuhan di Indonesia.
"Target realisasi dari pembelian itu sendiri pada tahun 2015. Dan sejauh ini masih sesuai jadwal," kata General Manajer PLN Wilayah Kalbar Hot Martua Bakara di Pontianak, Minggu (30/3).
Pembelian listrik ini merupakan kerja sama PLN dengan SESCO Sdn Bhd. Listrik yang dipasok berasal dari Gardu Induk Mambong, wilayah Sarawak. Dilansir Antara, PLN akan membeli listrik, sekaligus sebagai beban dasar sebesar 50 Mega Watt (MW) selama 19 jam di luar beban puncak.
Sedangkan selama beban puncak, yakni pukul 17.00 WIB - 22.00 WIB, Martua menyatakan volume pembelian listrik naik menjadi 230 MW. "Nantinya akan disebar ke seluruh Kalbar. PLN juga menyiapkan transmisi ke seluruh Kalbar," ujarnya.
Sebelumnya, PLN mengaku terpaksa mengimpor listrik dari Malaysia mengingat kebutuhan energi di sebagian wilayah Kalimantan Barat cukup besar. Impor listrik berjangka waktu 5 tahun ini untuk mengganti pembangkit listrik yang menggunakan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang biaya pokok produksinya lebih mahal.
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan ESDM Jarman menjelaskan, kerja sama ini terhitung efektif mulai Januari 2014 hingga 2020. Setelah itu, listrik di Kalimantan dan Sumatera akan dipasok dari pembangkit batu bara yang kini masih dalam proses pembangunan. Dengan kata lain, hingga enam tahun ke depan, warga di Kalimantan dan Sumatera akan tergantung pasokan listrik dari Malaysia.
Menteri BUMN Dahlan Iskan ikut pasang badan soal kebijakan impor listrik dari Malaysia. Impor listrik dilakukan karena sumber listrik Serawak, Malaysia masih berlebih dan bisa dialirkan ke Kalimantan.
"Di Serawak itu ada sumber listrik yang berlebih. Enggak apa-apa kita impor dulu sambil membangun jaringan ke sana," kata Dahlan.(merdeka/30/3/14)PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) resmi mengimpor listrik dari Malaysia, melalui perbatasan Jagoi Babang, Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat. Jaringan transmisi akan dibangun di wilayah tersebut, dengan target selesai tahun depan.
Ada penyesuaian daya, dari awalnya 275 kilovolt (kv) menjadi 150 Kv sesuai kebutuhan di Indonesia.
"Target realisasi dari pembelian itu sendiri pada tahun 2015. Dan sejauh ini masih sesuai jadwal," kata General Manajer PLN Wilayah Kalbar Hot Martua Bakara di Pontianak, Minggu (30/3).
Pembelian listrik ini merupakan kerja sama PLN dengan SESCO Sdn Bhd. Listrik yang dipasok berasal dari Gardu Induk Mambong, wilayah Sarawak. Dilansir Antara, PLN akan membeli listrik, sekaligus sebagai beban dasar sebesar 50 Mega Watt (MW) selama 19 jam di luar beban puncak.
Sedangkan selama beban puncak, yakni pukul 17.00 WIB - 22.00 WIB, Martua menyatakan volume pembelian listrik naik menjadi 230 MW. "Nantinya akan disebar ke seluruh Kalbar. PLN juga menyiapkan transmisi ke seluruh Kalbar," ujarnya.
Sebelumnya, PLN mengaku terpaksa mengimpor listrik dari Malaysia mengingat kebutuhan energi di sebagian wilayah Kalimantan Barat cukup besar. Impor listrik berjangka waktu 5 tahun ini untuk mengganti pembangkit listrik yang menggunakan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang biaya pokok produksinya lebih mahal.
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan ESDM Jarman menjelaskan, kerja sama ini terhitung efektif mulai Januari 2014 hingga 2020. Setelah itu, listrik di Kalimantan dan Sumatera akan dipasok dari pembangkit batu bara yang kini masih dalam proses pembangunan. Dengan kata lain, hingga enam tahun ke depan, warga di Kalimantan dan Sumatera akan tergantung pasokan listrik dari Malaysia.
Menteri BUMN Dahlan Iskan ikut pasang badan soal kebijakan impor listrik dari Malaysia. Impor listrik dilakukan karena sumber listrik Serawak, Malaysia masih berlebih dan bisa dialirkan ke Kalimantan.
"Di Serawak itu ada sumber listrik yang berlebih. Enggak apa-apa kita impor dulu sambil membangun jaringan ke sana," kata Dahlan.(merdeka/30/3/14)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Popular Posts