Kamis, 27 Maret 2014

Malaysia, “Dijajah” Inggris Sampai Tahun 1962

suasana konfrontatif antara Indonesia dan Malaysia kembali membara. Pemicunya adalah provokasi Mengkalaim Budaya Indonesia yang terkelanl kaya. Media cetak, elektronik, online, memberitakan ulah negeri jiran yang “keterlaluan”. Tak ayal, tidak hanya Dunia maya tidak sedikit masyarakat yang terbakar amarah,
mengilas balik sejarah “Ganyang Malaysia”, sejarah Bung Karno mengobarkan perang terhadap “boneka British”. Bahkan bila perlu, dikilas balik ke saat di mana Perdana Menteri Inggris Harold McMilan dan Perdana Menteri Malaysia Tungku Abdul Rahman merancang “Proyek Malaysia” dalam perundingan di London Oktober 1961 dan dilanjutkan Juli 1962.
Bung Karno meradang. Sebab, proyek nekolim itu memang sengaja dibentuk untuk “mengerangkeng”, “memojokkan” dan melumpuhkan kekuatan Indonesia (baca: Bung Karno). Fakta di lapangan, bahkan Rakyat Malaysia sendiri menolak negeri boneka Malaysia bentukan Inggris. Sebab, itu berarti memperpanjang cengkeraman Inggris di negeri semenanjung itu. Mereka bahkan lebih memilih bergabung dengan Indonesia daripada Malaysia tetap dicengkeram Inggris.
Itu hanya sekilas latar belakang konfrontasi Indonesia – Malaysia yang dikobarkan Bung Karno dengan jargon “Ganyang Malaysia”, “Ini Dadaku, Mana Dadamu”….
“Konfrontasi Indonesia – Malaysia” terlalu banyak bisa kita jumpai secara online. Artinya, kalau kita ungkap kembali sejarah tadi di IDM ini, maka hanya sedikit manfaat yang bisa dipetik dari tulisan itu. Sebab, yang terjadi kemudian hanyalah copy-paste, pengulangan…. Lantas, kalau itu yang saya lakukan, untuk apa pula Anda mengunjungi IDM ini?
Sampailah saya pada upaya telah pustaka, mencari sesuatu yang –setidaknya bagi saya– adalah hal baru. Tertumbuklah mata saya pada buku yang belum lama saya jadikan rujukan tulisan terdaulu, yakni buku Memoar Oei Tjoe Tat, Pembantu Presiden Soekarno. Ada beberapa hal yang saya rasa menarik perlu kita ketahui,
agar kita bisa melihat Malaysia secara lebih lengkap.
Tahukah Anda, sebagai sebuah negara, sejatinya Malaysia tidaklah memiliki kedaulatan penuh. Benar kata Bung Karno, ia tak lebih dari B-O-N-E-K-A…. boneka Inggris. Dalam kalimat yang saya rasa sepadan, bahwa sejatinya, Malaysia bukanlah negara merdeka. Malaysia –seperti halnya negara commonwealth/persemakmuran lain– tidak akan pernah bisa melepaskan diri dari cengkeraman Inggris.
Negara Malaysia dibentuk di atas sebuah perjanjian antara Inggris dan Malaysia. Pasal VI perjanjian yang ditandatangani di London pada 9 Juli 1963 tertera: Pemerintah Malaysia harus mengizinkan pemerintah Inggris menggunakan haknya dalam meneruskan pemeliharaan pangkalan-pangkalan militer dan fasilitas-fasilitas yang kini dipegang oleh penguasa militer Inggris di Singapura dan pemerintah Malaysia harus mengizinkan pemerintah Inggris mempergunakan pangkalan-pangkalan tersebut jika sewaktu-waktu Inggris perlu.
Selain itu, Malaysia mengizinkan Inggris menyewa tanah selama 999 tahun untuk dijadikan pangkalan militer. Sebagai contoh, Naval Base Sembawang 999 tahun. Kanji juga 999 tahun. Di samping itu, masih banyak tempat lain: Loyang Yurongbukittombok, Mount Faber, dll. Saya menghitung, jika perjanjian itu ditandatangani tahun 1963, dan berlaku untuk 999 tahun ke depan, itu artinya, Malaysia masih menjadi negara “jajahan” Inggris sampai tahun 2962 Masehi…..
Lantas, apa yang mereka banggakan dengan status Malaysia sebagai sebuah negara? Mestinya tidak terlalu bangga. Atau bahkan malu menjadi boneka imperialis. Akan tetapi, jangan-jangan karena status itulah mereka menjadi ekspansionis. Setelah mencaplok Sipadan – Ligitan melalui kemenangan mereka bersengketa dengan Indonesia di Mahkamah Internasional, kini mereka terus menyoal Blok Ambalat.
Mereka, dapat saya pastikan, akan terus dan terus memprovokasi Indonesia. Yang paling mudah adalah dengan manuver-manuver armada kapal mereka, baik milik institusi militer ataupun kepolisian. Dan, manakala kita terprovokasi dan menyulut konflik sehingga menjadi sengketa antarnegara, maka persoalan itu tentu akan dibawa ke Mahkamah Internasional di Denhaag, Belanda. Mari kita camkan, siapakah Belanda itu? Belanda adalah sekutu Inggris. Siapakah Inggris? Inggris adalah sang “Pemilik” Malaysia.
Dan indonesia milik kita bersama
Foto: Malaysia, “Dijajah” Inggris Sampai Tahun 2962 suasana konfrontatif antara Indonesia dan Malaysia kembali membara. Pemicunya adalah provokasi Mengkalaim Budaya Indonesia yang terkelanl kaya. Media cetak, elektronik, online, memberitakan ulah negeri jiran yang “keterlaluan”. Tak ayal, tidak hanya Dunia maya tidak sedikit masyarakat yang terbakar amarah, mengilas balik sejarah “Ganyang Malaysia”, sejarah Bung Karno mengobarkan perang terhadap “boneka British”. Bahkan bila perlu, dikilas balik ke saat di mana Perdana Menteri Inggris Harold McMilan dan Perdana Menteri Malaysia Tungku Abdul Rahman merancang “Proyek Malaysia” dalam perundingan di London Oktober 1961 dan dilanjutkan Juli 1962. Bung Karno meradang. Sebab, proyek nekolim itu memang sengaja dibentuk untuk “mengerangkeng”, “memojokkan” dan melumpuhkan kekuatan Indonesia (baca: Bung Karno). Fakta di lapangan, bahkan Rakyat Malaysia sendiri menolak negeri boneka Malaysia bentukan Inggris. Sebab, itu berarti memperpanjang cengkeraman Inggris di negeri semenanjung itu. Mereka bahkan lebih memilih bergabung dengan Indonesia daripada Malaysia tetap dicengkeram Inggris. Itu hanya sekilas latar belakang konfrontasi Indonesia – Malaysia yang dikobarkan Bung Karno dengan jargon “Ganyang Malaysia”, “Ini Dadaku, Mana Dadamu”…. “Konfrontasi Indonesia – Malaysia” terlalu banyak bisa kita jumpai secara online. Artinya, kalau kita ungkap kembali sejarah tadi di IDM ini, maka hanya sedikit manfaat yang bisa dipetik dari tulisan itu. Sebab, yang terjadi kemudian hanyalah copy-paste, pengulangan…. Lantas, kalau itu yang saya lakukan, untuk apa pula Anda mengunjungi IDM ini? Sampailah saya pada upaya telah pustaka, mencari sesuatu yang –setidaknya bagi saya– adalah hal baru. Tertumbuklah mata saya pada buku yang belum lama saya jadikan rujukan tulisan terdaulu, yakni buku Memoar Oei Tjoe Tat, Pembantu Presiden Soekarno. Ada beberapa hal yang saya rasa menarik perlu kita ketahui, agar kita bisa melihat Malaysia secara lebih lengkap. Tahukah Anda, sebagai sebuah negara, sejatinya Malaysia tidaklah memiliki kedaulatan penuh. Benar kata Bung Karno, ia tak lebih dari B-O-N-E-K-A…. boneka Inggris. Dalam kalimat yang saya rasa sepadan, bahwa sejatinya, Malaysia bukanlah negara merdeka. Malaysia –seperti halnya negara commonwealth/persemakmuran lain– tidak akan pernah bisa melepaskan diri dari cengkeraman Inggris. Negara Malaysia dibentuk di atas sebuah perjanjian antara Inggris dan Malaysia. Pasal VI perjanjian yang ditandatangani di London pada 9 Juli 1963 tertera: Pemerintah Malaysia harus mengizinkan pemerintah Inggris menggunakan haknya dalam meneruskan pemeliharaan pangkalan-pangkalan militer dan fasilitas-fasilitas yang kini dipegang oleh penguasa militer Inggris di Singapura dan pemerintah Malaysia harus mengizinkan pemerintah Inggris mempergunakan pangkalan-pangkalan tersebut jika sewaktu-waktu Inggris perlu. Selain itu, Malaysia mengizinkan Inggris menyewa tanah selama 999 tahun untuk dijadikan pangkalan militer. Sebagai contoh, Naval Base Sembawang 999 tahun. Kanji juga 999 tahun. Di samping itu, masih banyak tempat lain: Loyang Yurongbukittombok, Mount Faber, dll. Saya menghitung, jika perjanjian itu ditandatangani tahun 1963, dan berlaku untuk 999 tahun ke depan, itu artinya, Malaysia masih menjadi negara “jajahan” Inggris sampai tahun 2962 Masehi….. Lantas, apa yang mereka banggakan dengan status Malaysia sebagai sebuah negara? Mestinya tidak terlalu bangga. Atau bahkan malu menjadi boneka imperialis. Akan tetapi, jangan-jangan karena status itulah mereka menjadi ekspansionis. Setelah mencaplok Sipadan – Ligitan melalui kemenangan mereka bersengketa dengan Indonesia di Mahkamah Internasional, kini mereka terus menyoal Blok Ambalat. Mereka, dapat saya pastikan, akan terus dan terus memprovokasi Indonesia. Yang paling mudah adalah dengan manuver-manuver armada kapal mereka, baik milik institusi militer ataupun kepolisian. Dan, manakala kita terprovokasi dan menyulut konflik sehingga menjadi sengketa antarnegara, maka persoalan itu tentu akan dibawa ke Mahkamah Internasional di Denhaag, Belanda. Mari kita camkan, siapakah Belanda itu? Belanda adalah sekutu Inggris. Siapakah Inggris? Inggris adalah sang “Pemilik” Malaysia. Dan indonesia milik kita bersama

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Popular Posts