Makan nasi tiap hari, tapi perlu tahu juga
cara menanamnya. Orang yang menanam padi/pari orang sering menyebutnya
Nandur atau Tandur. Tandur itu berasal
dari istilah Tanam Mundur. Cara menamnya dengan membungkuk dan berjalan
mundur. Sehingga dengan begitu maka tanaman padi tidak terinjak oleh
kaki petani. Untuk membuat tanaman padi menjadi rapi dan lurus maka
digunakan bambu yang panjang dalam menanam bibit padi.
Teknik
ini dulunya diajarkan oleh bangsa Jepang ketika penjajahan. Sebelumnya
masyarakat kita masih menanam secara acak. Jepang menduga cara tanam
seperti itu yang menyebabkan produktivitas padi tidak tinggi. Mereka pun
meneliti ternyata jarak ideal untuk menanam bibit tersebut adalah 20
cm. Bangsa Jepang cukup tegas dalam menanam padi, ketika bangsa kita
jaman dulu tidak mengikuti maka akan mendapatkan hukuman. Karena hasil
yang baik ini maka sampai saat ini teknik tersebut masih diterapkan oleh
masyarakat kita.
Tahu tidak, bahwa Petani di Jepang menduduki
status yang tinggi, bahkan dibawahnya Samurai. Mereka begitu menghargai
petani. Meskipun secara ekonomi petani masa itu taraf ekonominya dibawah
pedagang, pengrajin, pegawai. Seperti nya berbeda dengan bangsa kita
ya. Petani bahkan menjadi profesi yang tidak membanggakan. Bahkan
seorang petani pun berharap anaknya kerja kantoran atau kerja di kota
dan jangan seperti bapaknya jadi petani. Mindset seperti ini sangat
banyak di bangsa kita. Lahan pertanian dan sawah pun saat ini jauh
berkurang, berganti menjadi bangunan, perumahaan. Mereka menjual untuk
kebutuhan sehari-hari, membiayai anak sekolah atau karena iming-iming
harga tanah yang menarik para developer properti.
Jika profesi
petani masih dianggap sebelah mata, maka tidak heran kenapa bangsa yang
Makmur Loh Jinawi, dikaruniai tanah yang subur tetapi tidak belum bisa
swasembada pangan dan selalu harus impor. Beras yang kita makan setiap
harinya pun masih harus beli dari negara tetangga.
Semoga
menjadi perhatian bangsa ini. Berharap taraf kesejahteraan petani di
Indonesia akan lebih baik. Mari kita mulai dengan langkah sederhana,
membeli produk-produk lokal bangsa kita sendiri. Saya selalu bangga dan
salut ketika melihat mbah-mbah tua yang masih rajin menanam padi di
sawah, mereka masih kuat mengangkat cangkul, menjaga sawahnya agar
sawahnya nanti tumbuh subur dan menghasilkan untuk dia dan keluarganya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Popular Posts
-
Banyak pertanyaan yang sangat umum tetapi sulit untuk menjawabnya. Yaitu bagaimana membedakan wajah Orang China, Jepang dan Korea? Memang ...
-
Ka’bah, rumah Allah… sejuta ummat muslim merindukan berkunjung dan menjadi tamu2 Allah sang maha pencipta. Kiblatnya (arah) ummat muslim ...
-
Teleskop HubbleSpace adalah kolaborasi antara NASA dengan European Space Agency yang sudah beroperasi selama 20 tahun tidak henti-henti...
-
Memang banyak manfat jogging pagi hari bagi kesehatan yang dapat kita rasakan baik secara langsung maupun dalam jangka panjang. Olahraga ...
-
Virus adalah parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme biologis. Virus hanya dapat bereproduksi di dalam material hidup...
-
Viva – Ababil Kisah burung Ababil sudah sangat melegenda dalam ummat Islam. Terutama masyarakat Arab yang tinggal tak jauh dari Baitu...
-
1. Tuyul Masih kecil udah mandiri, bisa cari uang sendiri. 2. Kuntilanak Susah senang selalu tertawa, ini menunjukkan kepribadian kunt...
-
Bunga, merupakan warna dan detail dalam lukisan alam dan kehidupan manusia di bumi ini. Bunga di dal...
-
Terdapat Hadis Rasulullah saw juga mengatakan bahwa terdapat 10 golongan manusia yang shalatnya tidak diterima oleh Allah SWT iaitu : 1...
-
Karakteristik Biologi Sebagai Ilmu BIOS = HIDUP LOGOS = PENGETAHUAN Biologi adalah ilmu yang mengkaji dan mempelajari tentang mahlu...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar